Gigi Geraham Bungsu, Perlukah Dicabut?

Mengenali Masalah Geraham Bungsu E-mail

Kesukaran mengunyah, gigi ngilu dan kadangkala demam yang berpanjangan adalah beberapa masalah yang sering dialami jika geraham bungsu tumbuh secara tidak normal. Keadaan ini sering menyulitkan seseorang dalam menjalani kegiatan sehari-harinya. Kadangkala hal ini terjadi ketika gigi geraham bungsu tersebut tumbuh dan ada kalanya ketika gigi geraham bungsu tumbuh namun berada didalam gusi.

Drg Aimi A Latiff, Malaysia, mengatakan timbulnya geraham bungsu sangat beragam. Pada umumnya geraham bungsu tumbuh sekitar umur 16 tahun. Namun, ada yang dimulai pada usia delapan atau sembilan sebagai akibat dari imbasan sinar X-ray, bahkan ada juga yang kasus dimana geraham bungsu tumbuh di usia 45 tahun.
Beliau berkata, setiap manusia biasanya mempunyai gigi susu sebanyak 20 dan gigi kekal sebanyak 32 termasuk geraham bungsu atau juga dikenali sebagai geraham ketiga.

Ketiadaan geraham bungsu  sebetulnya tidak mempengaruh proses proses kunyahan yang berlaku dalam mulut. Geraham bungsu dapat tumbuh dengan normal jika mempunyai keluasan rahang yang mencukupi dan gigi depan sudah dicabut sehingga menyediakan ruang tumbuh untuk gigi geraham bungsu. Sehingga, sekiranya gigi geraham bungsu tumbuh pada rahang yang kecil dan sempit, maka ia akan dapat memberikan masalah.
Gigi geraham bungsu condong akan memberi masalah kepada gigi yang posisinya bersebelahan langsung dengannya dikarenakan kawasan di antara gigi yang ada dan baru tumbuh sukar untuk dibersihkan, sehingga akan mengakibatkan sisa makanan bertumpuk dan membuat gigi berlubang dan rusak.

Dr Aimi berkata, beberapa tanda geraham bungsu yang bermasalah adalah mulut sulit dibuka, demam dan kelenjar bengkak. Beliau berkata, jika kelenjar membengkak maka sudah terjadi infeksi yang disebabkan oleh gigi dibagian atas menggigit gusi di belakang geraham bungsu dan pasien akan merasa sakit ketika membuka mulut.
“Mula-mula bengkak di kawasan gusi dan ini boleh menyebabkan sakit tekak. Kelenjar bawah juga akan rasa sengal. Jika tidak dirawati bengkak akan menjadi lebih besar dan pasien menjadi demam,” katanya.

Ketika gusi membengkak hingga ke bagian kerongkongan, maka kemungkinan besar akan membahayakan pernafasan sehingga pada umumnya anjuran yang diberikan adalah untuk mencabut gigi geraham bungsu tersebut. Adapun pencabutan gigi tidak dilakukan ketika gusi masih membengkak, melainkan diberikan perawatan antibiotic terlebih dahulu agar bengkak dan radangnya mereda.

Proses pencabutan gigi geraham bungsu sendiri sebetulnya dapat dilakukan seperti pencabutan gigi biasa jika posisinya adalah tegak. Namun, jika posisi gigi tersebut berada didalam gusi, atau posisi didalam miring dan mendorong gigi lainnya, maka diperlukan sebuah tindakan pembedahan. Tindakan pembedaan biasanya mengambil waktu kurang lebih 20 – 30 menit. Untuk penggunaan obat bius, dengan pembiusan local sebetulnya tindakan pembedahan ini bisa dilakukan, namun pemberiun bius total akan diberikan sekiranya pasien sulit bekerjasama, atau merasa takut atau memiliki kompleksitas tertentu.

Sesuai pembedahan, pasien akan mengalami bengkak selama beberapa hari sebagai akibat dari adanya bekas cabutan dan jahitan. Untuk itu pasien akan dibekali dengan obat untuk meredakan bengkak.

Sehubungan dengan itu, langkah terbaik yang perlu selalu perlu dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan gigi secara rutin 6 bulan sekali.

Sumber Dari : Berita Harian Online: http://www.bharian.com.my/


Gigi bungsu / wisdom teeth/ geraham ketiga/ impacted teeth sering tumbuh tidak sempurna sehingga perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih parah. Beberapa kalangan enggan melakukan tindakan operasi mengingat kekhawatiran akan efek sampingnya.

Benarkah demikian?

Gigi geraham ketiga sering disebut juga gigi geraham bungsu erupsi atau tumbuh terakhir yaitu antara umur 17-21 tahun. Gigi ini sering menimbulkan masalah karena mulai erupsi di saat pertumbuhan rahang kita sudah berhenti sehingga tidak mendapat cukup ruangan untuk erupsi. Dengan demikian gigi ini tumbuh tidak sempurna dengan posisi yang tidak tepat atau impaksi.

gbr 1 ro-panoramic

Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan diet/makanan. Jadi ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus gigi geraham bungsu yang impaksi sekarang cenderung meningkat.

gbungsu2

gbr 2

Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi sehingga kita sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-gejala seperti sakit kepala, telinga berdengung, sakit leher (gambar 2), rematik, kencing manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain pada tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab, sehingga penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini memang tepat mengingat gigi bungsu bisa menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik (seperti gejala-gejala tersebut di atas) maupun gejala lokal, seperti:

1. Pericoronitis.

Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan infeksi pada gusi yang disebut pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan menyebar ke tenggorokan atau leher.

pericoronitis

*gbr 3 pericoronitis

abses subkutan

*gbr 4 abses subkutan

2. Crowding gigi / gigi berjejal.

Gigi impaksi dapat mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan berubah posisi.

gigi crowding

*gbr 5 gigi crowding

3. Gigi berlubang

Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.

gigi berlubang

(gambar 6).

4. Merusak gigi depannya.

Tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga berlubang karena sulit dibersihkan. (gambar 6)

*gbr 6 rontgen panoramic

5. Infeksi pada tulang sekitarnya.

6. Kista.

Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham impaksi pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam suatu selaput (gambar 1). Jika selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh cairan yang akhirnya membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf. (gambar 7a, 7b, 7c)

gbr 7a

gbr 7b

gbr 7c

* gbr 7a,7b,7c Kista

7. Tumor / Karsinoma.

gbr 8 tumor

*gbr 8 tumor

Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita perlu mengetahui waktu terbaik gigi tersebut dicabut.

Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.(gambar 9)

gbr 9

*gbr 9 rontgen pasien

Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya dilakukan rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya saraf pada rahang (Gambar 10a dan 10b).

gbr 10a

gbr 10b

*gbr 10 a akar gigi, gbr 10b

Setelah operasi gigi geraham bungsu pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari

yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir Karena pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien dapat makan (lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat dihentikan.

Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang bijaksana sebab mencegah komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi sebab dilakukan pada usia yang tepat.

sumber: dentidental.com

1 thought on “Gigi Geraham Bungsu, Perlukah Dicabut?

  1. bagaimana bila ketika operasi telah selesai, tidak terjadi pembengkakan selama 1 bulan kemudian, namun setelah rentang waktu tersebut, secara periodik (1 bulan sekali) mulai timbul pembengkakan?? apakah hal tersebut normal?? terimakasih…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s