Kenapa Takut ke Dokter Gigi?

Kebanyakan orang sangat menghindari bertemu atau mengunjungi dokter gigi, kecuali kondisinya benar-benar sakit gigi dan sudah tidak bisa ditawar lagi… Jangankan anak kecil hal ini juga terjadi pada orang dewasa, dokter gigi adalah sosok yang menakutkan dan sangat dihindari.

takut ke dokter gigi?

takut ke dokter gigi?


Dari pengalaman saya sharing dengan beberapa pasien yang khususnya mereka yang tinggal di Bandung ada beberapa alasan yang mereka sampaikan, ada beberapa alasan, antara lain:

1. Sakit, kebanyakan jawabannya adalah karena pengalaman yang mereka rasakan bahwa perawatan yang dilakukan dokter gigi adalah sakit, khususnya trauma di masa kecil, takut terhadap alat bius suntik dan bor gigi.

Sebenarnya hal ini bisa dihindari dengan beberapa tips:
– Biasakan anak dari kecil untuk memeriksakan giginya, walaupun sekedar kunjungan singkat, tidak selalu ke dokter gigi ketika harus mencabut gigi atau sakit gigi sehingga harus dilakukan tindakan penambalan. Sehingga anak akan terbiasa dan merasa nyaman jika harus berhadapan dengan dokter gigi.
– Jangan menunda pengobatan gigi sehingga harus dilakukan tindakan, sejak kecil biasakan anak untuk merawat dan menggosok gigi secara rutin dan memeriksakan gigi ke dokter setahun 2x. Sehingga dokter tidak harus melakukan tindakan pengobatan, cukup sampai perawatan.
– Jangan memaksakan anak jika tidak merasa nyaman pergi ke dokter gigi, usahakan beri pengertian dan buatlah permainan simulasi dokter gigi sehingga anak lebih merasa nyaman dan tidak terlalu cemas.
– Tidak semua dokter mempunyai kemampuan komunikasi dan ramah terhadap pasien. Dokter yang baik akan berusaha membangun komunikasi yang baik dan kepercayaan dengan pasien sebelum mengambil tindakan. Pada umumnya dokter wanita lebih disukai karena lebih ramah, walaupun tidak bermaksud mengeneralisasi.

Saat ini teknologi kedokteran gigi sudah cukup banyak penemuan untuk mengurangi rasa sakit dalam pengobatan gigi, mulai dari alat suntik bius khusus gigi yg mengurangi rasa sakit (sitoject), obat bius elektronik sampai dengan pengobatan dengan laser.

2. Biaya, memang tidak bisa dipungkiri biaya pengobatan gigi termasuk mahal, karena sebagian besar adalah tindakan, bukan sekedar pemeriksaan atau konsultasi seperti halnya dokter umum. Tindakan mengunakan alat dan waktu yang cukup lama bagi dokter untuk mengobati pasien, semakin canggih dan lama waktu yang digunakan biaya tentu akan semakin mahal.
Walaupun begitu, kami sangat menyadari hal ini dan berusaha menggunakan harga yang wajar agar bisa tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat khususnya di kota Bandung. Bukan promosi tetapi menurut beberapa pasien harga di klinik ini relatif “murah” tetapi mereka tetap mendapatkan kepuasan terhadap hasil perawatan yang diberikan.
dokter-gigi-anak
Jadi… tidak perlu takut atau kecemasan berlebihan terhadap dokter gigi, coba kenali dokter gigi atau cari referensi melalui keluarga anda sehingga anda merasa lebih nyaman, atau konsultasikan dahulu masalah gigi anda sehingga anda akan bisa merasakan apakah cukup nyaman atau tidak terhadap dokter gigi yang bersangkutan.

Semoga info ini membantu…
Menjaga lebih baik daripada mengobati… Senyum indah dan sehat sepanjang masa

http://www.dental55.com
http://www.doktergigibandung.com

Mitos Seputar Gigi dan Mulut (1)

Ada banyak pemahaman yang keliru tentang pera­watan gigi, gusi, dan rongga mulut, yang berkembang di masyarakat dan hal ini diturunkan dan disampaikan dari orang tua kita dahulu sampai anak-anak saat ini.
takut berobat gigi
Berikut ini kami kumpulkan beberapa mitos yang cukup populer, lalu kami sajikan faktanya.

Mitos: Untuk menyembuhkan sakit gigi, kita hanya perlu menenggak obat-obatan penghilang rasa sakit atau kumur dengan larutan penyegar?
Fakta: Sakit gigi jauh lebih komplek dari yang kita bayangkan, Rasa sakit untuk sementara waktu mungkin akan hilang, tapi bukan berarti bahwa gigi sudah sembuh. Bakteri pebabkan infeksi gigi tetap ada sehingga rasa sakit bisa muncul kembali.
Untuk menyembuhkannya bisa dilakukan bermacam-macam perawatan, misal Bila gigi berlubang, perlu dibersihkan dan ditambal, tapi jika kerusakan lapisan telah sampai pada lapisan syaraf, yang perlu dilakukan adalah perawatan pada saluran akar lebih dahulu. Jadi periksa dulu ke dokter gigi yah…

Mitos :Menggunakan permen karet tanpa gula dengan xylitol setelah makan dapat menggantikan menyikat dan memiliki efek yang sama.
Fakta: Tidak benar, hal ini hanya dilakukan dalam kondisi tertentu atau kepepet kata orang, tapi anda tetap diwaibkan untuk menggosok gigi. Hal ini sama seperti kita hanya berkumur dengan menggunakan pasta gigi.
Sikat gigi bertujuan untuk membersihkan kotoran di sela-sela gigi yang tersangkut saat kita makan.
Noted: jika anda tidak dapat sikat gigi setiap habis makan, anda dapat menggunakan permen karet tanpa gula untuk membersihkan gigi. Karena dengan mengunyah permen karet dapat memicu produksi air liur didalam mulut dan memberikan efek self cleanser pada gigi.

Mitos: Sariawan timbul akibat kurangnya asupan vitamin C.
Fakta: Tidak hanya lantaran kekurangan asupan vitamin C, sariawan juga bisa disebabkan berbagai faktor lain khususnya panas dalam, atau faktor lain seperti: alergi, stres, penurunan sistem kekebalan tubuh, trauma (tergigit berulang-ulang), ataupun ketidakseimbangan hormon -seperti saat wanita menstruasi. Konsumsi vitamin C dapat mempercepat penyembuhan sariawan, karena sifat vitamin ini membantu memperbaiki jaringan yang rusak.
Sariawan yang tidak kunjung membaik dalam waktu 1minggu perlu dikonsultasikan dengan dokter gigi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit bahaya lainnya seperti kanker mulut.
Anda bisa minum penyegar seperti kaki tiga atau kalau sudah parah untuk pengobatan dengan mkumur dan minum enkasari, pengobatan dengan albotil atau sejenisnya.

Mitos: Untuk mengatasi bau mulut cukup dengan berkumur dengan larut­an penyegar (obat kumur).
Fakta: Tidak benar, bau mulut disebabkan karena perkembang bakteri di dalam gigi atau mulut. Pernahkan anda mencium bau kotoran yang menyangkut di antara gigi anda selama beberapa jam saja? Baunya pasti menyengat 🙂 Apalagi jika kotoran tersebut tinggal selama beberapa hari dan berminggu2 karena berada di daerah gigi anda yg berlubang, selain menimbulkan bau yang tidak sedap bisa dipastikan anda akan mengalami nyeri gusi.

Penggunaan obat kumur hanya bertahan dalam jangka waktu pendek. Bahkan kandungan alkohol pada larutan ini dapat membuat mulut menjadi kering, sehingga bau mulut akan bertambah hebat. Untuk mengatasi aroma tidak sedap pada mulut adalah membersihkan area gigi, gusi, lidah dan rongga mulut. Setelah tuntas, baru lanjutkan dengan obat kumur untuk hasil yang maksimal.

Mitos: Bila gigi patah sebagian dan menyisakan akarnya, diamkan saja.
Fakta: Mungkin Anda sudah tidak punya keluhan lagi, tetapi permasalahan yang Anda alami sebenarnya belum tuntas ter­atasi. Akar yang tertinggal tetap harus dicabut, karena bila didiamkan bisa menjadi sumber infeksi di kemudian hari.

Mitos: Pencabutan gigi tidak boleh saat tekanan darah sedang tinggi
Fakta: Benar, Jika gigi dicabut pada saat tekanan darah sedang tinggi, pendarahan tidak bisa berhenti dan akan membahayakan kese­hatan secara keseluruhan. Pada kondisi pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), pencabutan hanya boleh dilakukan setelah dikonsultasikan oleh dokter spesialis penyakit dalam. Biasanya lebih dahulu pasien akan diberi obat untuk mengendalikan tekanan darahnya.

Mitos: Jika gigi Anda sakit, sebaiknya dicabut saja supaya rasa sakit tidak balik lagi.
Fakta: Tidak benar sepenuhnya, tergantung dari penyebab sakit gigi tersebut. Bisa jadi hanya karena dikarenakan ggi berlubang yang cukup dilakukan penambalan atau bahkan hanya perlu dilakukan pembersihan karang gigi.
hilang/tanggalnya satu gigi saja akan memengaruhi keampuhan daya kunyah. Karena itu keberadaan gigi dalam mulut harus dipertahankan semaksimal mungkin. Pencabutan gigi merupakan pilihan terakhir. Bila gigi Anda sakit, maka perlu dicari sumber masalahnya dan segera lakukan perawatan intensif.

Mitos: Jika gigi sedang sakit tidak boleh dicabut karena bisa menyebabkan rabun bahkan buta.
Fakta: Tidak ada hubungannya, Sakit yang disebabkan oleh adanya lubang pada gigi, bila sampai infeksi, rasa sakitnya memang bisa menjalar sampai area pipi hingga mata. Terutama pada gigi bagian atas.
Masalahnya jika kondisi gigi sedang sakit dilakukan pencabutan efeknya dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa karena gigi dalam kondisi radang ataupun sangat sensitif. Namun pencabutan pada gigi bagian atas memang perlu dilakukan lebih hati-hati karena akar gigi sangat dekat dengan syaraf mata dan bisa mempengaruhi syaraf2 lain yang ada disekitarnya, biasanya kalau tidak yakin dokter akan meminta pasien untuk melakukan rontgen terlebih dahulu, demikian yang disampaikan drg. Yenni MES.
takut berobat gigi bandung
Mitos : Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi.
Fakta : Benar, Perubahan hormonal yang dialami wanita turut mempengaruhi keadaan di rongga mulutnya. Saat menstruasi, terjadi perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan gusi lebih rentan terhadap peradangan.
Meski demikian, pencabutan tetap dapat dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi. Untuk menghindari resiko, pencabutan sebaiknya ditunda hingga minggu terakhir siklus menstruasi (hari ke 22-28) di mana kadar estrogen sedang rendah dan dilakukan pengechekan tekanan darah sebagai pendukung.

Mitos : Ibu Hamil Tidak Boleh Merawat Gigi
Fakta :Tidak benar. Ibu hamil masih bisa merawat gigi dengan rutin membersihkan gigi dari sisa makanan dan plak di gigi, tetapi hindari untuk melakukan tindakan operasi karena dikhawatirkan menimbulkan resiko terhadap kesehatan ibu dan anak.

Jadi… kalau tidak yakin mitos atau bukan, tanyakan saja kepada dokter gigi anda, terima kasih

Gigi Geraham Bungsu, Perlukah Dicabut?

Mengenali Masalah Geraham Bungsu E-mail

Kesukaran mengunyah, gigi ngilu dan kadangkala demam yang berpanjangan adalah beberapa masalah yang sering dialami jika geraham bungsu tumbuh secara tidak normal. Keadaan ini sering menyulitkan seseorang dalam menjalani kegiatan sehari-harinya. Kadangkala hal ini terjadi ketika gigi geraham bungsu tersebut tumbuh dan ada kalanya ketika gigi geraham bungsu tumbuh namun berada didalam gusi.

Drg Aimi A Latiff, Malaysia, mengatakan timbulnya geraham bungsu sangat beragam. Pada umumnya geraham bungsu tumbuh sekitar umur 16 tahun. Namun, ada yang dimulai pada usia delapan atau sembilan sebagai akibat dari imbasan sinar X-ray, bahkan ada juga yang kasus dimana geraham bungsu tumbuh di usia 45 tahun.
Beliau berkata, setiap manusia biasanya mempunyai gigi susu sebanyak 20 dan gigi kekal sebanyak 32 termasuk geraham bungsu atau juga dikenali sebagai geraham ketiga.

Ketiadaan geraham bungsu  sebetulnya tidak mempengaruh proses proses kunyahan yang berlaku dalam mulut. Geraham bungsu dapat tumbuh dengan normal jika mempunyai keluasan rahang yang mencukupi dan gigi depan sudah dicabut sehingga menyediakan ruang tumbuh untuk gigi geraham bungsu. Sehingga, sekiranya gigi geraham bungsu tumbuh pada rahang yang kecil dan sempit, maka ia akan dapat memberikan masalah.
Gigi geraham bungsu condong akan memberi masalah kepada gigi yang posisinya bersebelahan langsung dengannya dikarenakan kawasan di antara gigi yang ada dan baru tumbuh sukar untuk dibersihkan, sehingga akan mengakibatkan sisa makanan bertumpuk dan membuat gigi berlubang dan rusak.

Dr Aimi berkata, beberapa tanda geraham bungsu yang bermasalah adalah mulut sulit dibuka, demam dan kelenjar bengkak. Beliau berkata, jika kelenjar membengkak maka sudah terjadi infeksi yang disebabkan oleh gigi dibagian atas menggigit gusi di belakang geraham bungsu dan pasien akan merasa sakit ketika membuka mulut.
“Mula-mula bengkak di kawasan gusi dan ini boleh menyebabkan sakit tekak. Kelenjar bawah juga akan rasa sengal. Jika tidak dirawati bengkak akan menjadi lebih besar dan pasien menjadi demam,” katanya.

Ketika gusi membengkak hingga ke bagian kerongkongan, maka kemungkinan besar akan membahayakan pernafasan sehingga pada umumnya anjuran yang diberikan adalah untuk mencabut gigi geraham bungsu tersebut. Adapun pencabutan gigi tidak dilakukan ketika gusi masih membengkak, melainkan diberikan perawatan antibiotic terlebih dahulu agar bengkak dan radangnya mereda.

Proses pencabutan gigi geraham bungsu sendiri sebetulnya dapat dilakukan seperti pencabutan gigi biasa jika posisinya adalah tegak. Namun, jika posisi gigi tersebut berada didalam gusi, atau posisi didalam miring dan mendorong gigi lainnya, maka diperlukan sebuah tindakan pembedahan. Tindakan pembedaan biasanya mengambil waktu kurang lebih 20 – 30 menit. Untuk penggunaan obat bius, dengan pembiusan local sebetulnya tindakan pembedahan ini bisa dilakukan, namun pemberiun bius total akan diberikan sekiranya pasien sulit bekerjasama, atau merasa takut atau memiliki kompleksitas tertentu.

Sesuai pembedahan, pasien akan mengalami bengkak selama beberapa hari sebagai akibat dari adanya bekas cabutan dan jahitan. Untuk itu pasien akan dibekali dengan obat untuk meredakan bengkak.

Sehubungan dengan itu, langkah terbaik yang perlu selalu perlu dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan gigi secara rutin 6 bulan sekali.

Sumber Dari : Berita Harian Online: http://www.bharian.com.my/


Gigi bungsu / wisdom teeth/ geraham ketiga/ impacted teeth sering tumbuh tidak sempurna sehingga perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih parah. Beberapa kalangan enggan melakukan tindakan operasi mengingat kekhawatiran akan efek sampingnya.

Benarkah demikian?

Gigi geraham ketiga sering disebut juga gigi geraham bungsu erupsi atau tumbuh terakhir yaitu antara umur 17-21 tahun. Gigi ini sering menimbulkan masalah karena mulai erupsi di saat pertumbuhan rahang kita sudah berhenti sehingga tidak mendapat cukup ruangan untuk erupsi. Dengan demikian gigi ini tumbuh tidak sempurna dengan posisi yang tidak tepat atau impaksi.

gbr 1 ro-panoramic

Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan diet/makanan. Jadi ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus gigi geraham bungsu yang impaksi sekarang cenderung meningkat.

gbungsu2

gbr 2

Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi sehingga kita sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-gejala seperti sakit kepala, telinga berdengung, sakit leher (gambar 2), rematik, kencing manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain pada tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab, sehingga penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini memang tepat mengingat gigi bungsu bisa menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik (seperti gejala-gejala tersebut di atas) maupun gejala lokal, seperti:

1. Pericoronitis.

Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan infeksi pada gusi yang disebut pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan menyebar ke tenggorokan atau leher.

pericoronitis

*gbr 3 pericoronitis

abses subkutan

*gbr 4 abses subkutan

2. Crowding gigi / gigi berjejal.

Gigi impaksi dapat mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan berubah posisi.

gigi crowding

*gbr 5 gigi crowding

3. Gigi berlubang

Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.

gigi berlubang

(gambar 6).

4. Merusak gigi depannya.

Tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga berlubang karena sulit dibersihkan. (gambar 6)

*gbr 6 rontgen panoramic

5. Infeksi pada tulang sekitarnya.

6. Kista.

Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham impaksi pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam suatu selaput (gambar 1). Jika selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh cairan yang akhirnya membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf. (gambar 7a, 7b, 7c)

gbr 7a

gbr 7b

gbr 7c

* gbr 7a,7b,7c Kista

7. Tumor / Karsinoma.

gbr 8 tumor

*gbr 8 tumor

Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita perlu mengetahui waktu terbaik gigi tersebut dicabut.

Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.(gambar 9)

gbr 9

*gbr 9 rontgen pasien

Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya dilakukan rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya saraf pada rahang (Gambar 10a dan 10b).

gbr 10a

gbr 10b

*gbr 10 a akar gigi, gbr 10b

Setelah operasi gigi geraham bungsu pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari

yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir Karena pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien dapat makan (lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat dihentikan.

Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang bijaksana sebab mencegah komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi sebab dilakukan pada usia yang tepat.

sumber: dentidental.com