Apartment Grand Asia Afrika, Ruko D02, Jl. Karapitan No.1, Bandung
telp +6285211843655
Kira-kira apa ya? Trik dokter gigi anak biar si anak mau diperiksa giginya? Ternyata banyak sekali Trik dan cara lucu Dokter gigi anak supaya pasien kecilnya mau buka mulut. Contohnya saja Ala dokter gigi anak di Amerika sana. Mereka pake masker yang lucu yang membuat si anak nyaman dan riang, di Bandung sendiri belum pernah rasanya ada dokter gigi yang punya masker seperti ini?
(Walaupun dokternya kesal.. tapi karena tertutup masker terlihat seperti sedang tertawa 🙂
Tentunya dokter anak pasti diajarin cara-cara mengenal psikologi anak. Termasuk dengan dokter gigi anak. Kebayang kan si anak pasti inginnya lari ketakutan waktu melihat peralatan pemeriksaan gigi. Apalagi kalo mendengar dan melihat mesin bor gigi berdengung. hii.. jangankan anak kecil lah saya sendiri juga ngeri. hihi..
Semoga dengan cara- diatas anak-anak ga takut lagi ya untuk pergi ke dokter gigi. Sekalian anak-anak kitapun belajar tentang kesehatan gigi. Juga belajar khasiat dan manfaat merawat dan menjaga kebersihan giginya. Kebanyakan makan yang manis-manis seperti permen, gula-gula dan kue juga membuat gigi anak cepet keropos.
Cara menjaga kesehatan gigi anak usia 3-6 tahun adalah :
Cara Menjaga kesehatan gigi anak usia 6-12 tahun adalah :
Apa sih, resolusi kamu di tahun 2016? Jangan lupa, masukkan gaya hidup sehat ke dalam daftar resolusi tahun ini, ya. Resolusi sehat itu bukan cuma memiliki badan ideal atau atletis saja, gigi dan mulut juga harus terjaga kesehatannya. Dengan gigi dan mulut yang sehat, kamu lebih siap untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Siapa bilang cara menjaga kesehatan gigi itu ribet? Kamu bisa kok, penuhi resolusi sehat yang satu ini dengan mudah, dimulai mengubah kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan menyikat gigi yang diajari dari kecil misalnya, ternyata belum efektif untuk melawan bakteri penyebab plak dan karang gigi. Faktanya, menyikat gigi hanya bisa membersihkan 25% kuman di gigi dan mulut. Supaya kesehatan gigi dan mulut semakin terjaga, kamu bisa mulai biasakan diri untuk melakukan hal-hal ini:
Susu, yoghurt, dan keju, termasuk sumber makanan yang tinggi kandungan kalsiumnya. Jadi, kamu sebaiknya lebih banyak mengonsumsi jenis makanan seperti ini, supaya bisa bantu merawat gigi tetap sehat.
Kamu sering makan permen atau dessert? Di tahun ini, coba deh kurangi konsumsinya, karena makanan yang manis itu lebih berisiko menyebabkan plak dan karang gigi. Penyebabnya, makanan yang banyak mengandung gula lebih mudah menempel di sela-sela gigi dan gusi. Sisa makanan manis yang menempel ini, lama-lama bisa berubah jadi plak dan karang gigi oleh bakteri di dalam mulut. Makanya, setelah makan permen atau ngemil dessert, kamu sebaiknya langsung berkumur dengan air. Ini salah satu tips untuk bantu kurangi pembentukan plak di gigi.
Cara menjaga kesehatan gigi lainnya adalah dengan melakukan flossing. Untuk membersihkan sela-sela gigi dengan cara flossing, kamu membutuhkan benang khusus yang biasanya disebut dental floss. Caranya, pegang dental floss dengan kedua tangan, lalu posisikan di salah satu sela-sela gigi. Gerakkan benang ke bawah dan ke atas dengan perlahan. Lakukan flossing untuk seluruh sela-sela gigi, karena sisa makanan yang sulit dijangkau dengan sikat gigi bisa dibersihkan dengan cara ini.
Ada satu cara sederhana yang bisa bantu kamu menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan efektif, yaitu berkumur pakai mouthwash. Setiap selesai menyikat gigi, biasakan untuk berkumur menggunakan mouthwash seperti LISTERINE® Natural Green Tea, selama 30 detik. Di dalamnya mengandung double flouride dan ekstrak green tea, yang dapat bantu melawan bakteri penyebab plak gigi dan membentuk lapisan pelindung pada gigi.
Jangan lupa, selain menjaga kesehatan gigi dengan cara menyikatnya dan berkumur dengan mouthwash, kamu juga sebaiknya rutin konsultasi ke dokter gigi. Kalau kamu rajin merawatnya, kamu nggak perlu takut lagi untuk memeriksakan diri ke dokter.
Nah, menjaga kesehatan gigi itu ternyata juga bisa dimulai dengan melakukan kebiasan kecil ini, kan? Yuk, wujudkan resolusi sehatmu dengan cara menjaga kesehatan gigi ! Kalau merawat kesehatan gigi saja masih malas, gimana mau lebih pede untuk meningkatkan jenjang karir dan memiliki pasangan?
Sumber :Â https://www.listerine.co.id/artikel/4-cara-menjaga-kesehatan-gigi-dengan-kebiasaan-sederhana
Karies Gigi Masih Jadi Masalah Utama Kesehatan Gigi dan Mulut
[Unpad.ac.id, 22/10/2014] Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) kembali digelar di Bandung untuk yang kelima kalinya. Kegiatan ini digelar di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad, mulai hari ini Rabu (22/10) hingga Jumat (24/10) mendatang. Pada kegiatan ini, masyarakat dapat melakukan konsultasi dan pemeriksaan gigi secara gratis.
Pelajar SD mengikuti kegiatan kampanye pentingnya kesehatan gigi pada Bulan Kesehatan Gigi Nasional di RSGM FKG Unpad Bandung, Rabu (22/10). (Foto oleh: Artanti)*
Pelajar SD mengikuti kegiatan kampanye pentingnya kesehatan gigi pada Bulan Kesehatan Gigi Nasional di RSGM FKG Unpad Bandung, Rabu (22/10). (Foto oleh: Artanti)*
Ditemui di sela acara, Ketua Pelaksana acara tersebut, Tenny Setiani, drg., M.Kes.,Sp.PM. mengatakan bahwa kegiatan ini digelar untuk mendekatkan akses layanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat serta untuk memberikan informasi tentang pentingnya perawatan kesehatan gigi dan mulut. BKGN 2014 memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat, berupa promotif, preventif, dan kuratif.
“Harapannya, kita inginnya sih menurunkan angka kejadian karies, karena memang sulit sekali diturunkan angka prevalensi karies ini. Artinya, memang harus lebih gencar lagi acara-acara dental health education,” tutur drg. Tenny.
Berdasarkan Riskesdas 2013, salah satu permasalahan utama kesehatan gigi dan mulut yang ada di masyarakat adalah gigi berlubang (karies gigi). Dengan demikian, selain memberikan pelayanan berupa pemeriksaan dan perawatan gigi, BKGN 2014 juga memberikan pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut.
Layanan yang diberikan antara lain penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, latihan sikat gigi, serta konsultasi mengenai kesehatan gigi dan mulut. Adapun tindakan pemeriksaan dan perawatan yang dilakukan meliputi penambalan sederhana, pencabutan tanpa komplikasi pada gigi sulung, pembersihan karang gigi, dan perawatan pencegahan gigi berlubang dengan aplikasi fluoride atau fissure sealant.
…….
“Dengan satu kesatuan visi dan misi bahwa kita mempunyai tanggung jawab bersama untuk meningkatkan kualitas gigi masyarakat terutama di kota Bandung,” tutur drg. Ratu Mirah.*
Sumber : http://www.unpad.ac.id/2014/10/karies-gigi-masih-jadi-masalah-utama-kesehatan-gigi-dan-mulut/
“Like” facebook / “Follow” Blog Dental55.com untuk mendapatkan Perawatan dan Pembersihan Karang Gigi (rahang atas dan bawah) dengan Harga Spesial hanya Rp. 180.000,- )*
Banyak pasien yang merasa gigi mereka bersih ataupun tidak bermasalah karena mereka rajin menggosok gigi dan tidak mempunyai maalah dengan gigi, tetapi mereka tidak sadar bahwa penumpukan plak dan karang gigi bisa terjadi di area-area yang tersembunyi dan tidak terlihat kalau tidak diperhatikan secara detail.
Jika Plak sudah menumpuk dapat menyebabkan peradangan pada gusi, akibatnya gusi bengkak, warnanya merah terang, dan mudah berdarah. Kondisi ini juga dapat menyebabkan bau mulut karena plak akan diolah oleh bakteri dan menghasilkan senyawa sulfur yang menjadi sumber bau tak sedap.
Pemeriksaan dan Pembersihan karang gigi adalah sesuatu keharusan dan sangat dianjurkan kepada semua orang agar dilakukan 2 kali dalam 1 tahun atau setiap 6 bulan sekali.
—————-
)* Cara mendapatkan harga spesial ini:
1. Klik “Like” facebook atau “follow” blog Dental55.com
2. Pendaftaran wajib dilakukan 1 hari sebelumnya
3. Pasien wajib menunjukan bukti “like” atau “follow”
4. Untuk informasi Selanjutnya hubungi no telp 085211843655
Ada banyak pemahaman yang keliru tentang peraÂwatan gigi, gusi, dan rongga mulut, yang berkembang di masyarakat dan hal ini diturunkan dan disampaikan dari orang tua kita dahulu sampai anak-anak saat ini.
Berikut ini kami kumpulkan beberapa mitos yang cukup populer, lalu kami sajikan faktanya.
Mitos: Untuk menyembuhkan sakit gigi, kita hanya perlu menenggak obat-obatan penghilang rasa sakit atau kumur dengan larutan penyegar?
Fakta: Sakit gigi jauh lebih komplek dari yang kita bayangkan, Rasa sakit untuk sementara waktu mungkin akan hilang, tapi bukan berarti bahwa gigi sudah sembuh. Bakteri pebabkan infeksi gigi tetap ada sehingga rasa sakit bisa muncul kembali.
Untuk menyembuhkannya bisa dilakukan bermacam-macam perawatan, misal Bila gigi berlubang, perlu dibersihkan dan ditambal, tapi jika kerusakan lapisan telah sampai pada lapisan syaraf, yang perlu dilakukan adalah perawatan pada saluran akar lebih dahulu. Jadi periksa dulu ke dokter gigi yah…
Mitos :Menggunakan permen karet tanpa gula dengan xylitol setelah makan dapat menggantikan menyikat dan memiliki efek yang sama.
Fakta: Tidak benar, hal ini hanya dilakukan dalam kondisi tertentu atau kepepet kata orang, tapi anda tetap diwaibkan untuk menggosok gigi. Hal ini sama seperti kita hanya berkumur dengan menggunakan pasta gigi.
Sikat gigi bertujuan untuk membersihkan kotoran di sela-sela gigi yang tersangkut saat kita makan.
Noted: jika anda tidak dapat sikat gigi setiap habis makan, anda dapat menggunakan permen karet tanpa gula untuk membersihkan gigi. Karena dengan mengunyah permen karet dapat memicu produksi air liur didalam mulut dan memberikan efek self cleanser pada gigi.
Mitos: Sariawan timbul akibat kurangnya asupan vitamin C.
Fakta: Tidak hanya lantaran kekurangan asupan vitamin C, sariawan juga bisa disebabkan berbagai faktor lain khususnya panas dalam, atau faktor lain seperti: alergi, stres, penurunan sistem kekebalan tubuh, trauma (tergigit berulang-ulang), ataupun ketidakseimbangan hormon -seperti saat wanita menstruasi. Konsumsi vitamin C dapat mempercepat penyembuhan sariawan, karena sifat vitamin ini membantu memperbaiki jaringan yang rusak.
Sariawan yang tidak kunjung membaik dalam waktu 1minggu perlu dikonsultasikan dengan dokter gigi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit bahaya lainnya seperti kanker mulut.
Anda bisa minum penyegar seperti kaki tiga atau kalau sudah parah untuk pengobatan dengan mkumur dan minum enkasari, pengobatan dengan albotil atau sejenisnya.
Mitos: Untuk mengatasi bau mulut cukup dengan berkumur dengan larutÂan penyegar (obat kumur).
Fakta: Tidak benar, bau mulut disebabkan karena perkembang bakteri di dalam gigi atau mulut. Pernahkan anda mencium bau kotoran yang menyangkut di antara gigi anda selama beberapa jam saja? Baunya pasti menyengat 🙂 Apalagi jika kotoran tersebut tinggal selama beberapa hari dan berminggu2 karena berada di daerah gigi anda yg berlubang, selain menimbulkan bau yang tidak sedap bisa dipastikan anda akan mengalami nyeri gusi.
Penggunaan obat kumur hanya bertahan dalam jangka waktu pendek. Bahkan kandungan alkohol pada larutan ini dapat membuat mulut menjadi kering, sehingga bau mulut akan bertambah hebat. Untuk mengatasi aroma tidak sedap pada mulut adalah membersihkan area gigi, gusi, lidah dan rongga mulut. Setelah tuntas, baru lanjutkan dengan obat kumur untuk hasil yang maksimal.
Mitos: Bila gigi patah sebagian dan menyisakan akarnya, diamkan saja.
Fakta: Mungkin Anda sudah tidak punya keluhan lagi, tetapi permasalahan yang Anda alami sebenarnya belum tuntas terÂatasi. Akar yang tertinggal tetap harus dicabut, karena bila didiamkan bisa menjadi sumber infeksi di kemudian hari.
Mitos: Pencabutan gigi tidak boleh saat tekanan darah sedang tinggi
Fakta: Benar, Jika gigi dicabut pada saat tekanan darah sedang tinggi, pendarahan tidak bisa berhenti dan akan membahayakan keseÂhatan secara keseluruhan. Pada kondisi pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), pencabutan hanya boleh dilakukan setelah dikonsultasikan oleh dokter spesialis penyakit dalam. Biasanya lebih dahulu pasien akan diberi obat untuk mengendalikan tekanan darahnya.
Mitos: Jika gigi Anda sakit, sebaiknya dicabut saja supaya rasa sakit tidak balik lagi.
Fakta: Tidak benar sepenuhnya, tergantung dari penyebab sakit gigi tersebut. Bisa jadi hanya karena dikarenakan ggi berlubang yang cukup dilakukan penambalan atau bahkan hanya perlu dilakukan pembersihan karang gigi.
hilang/tanggalnya satu gigi saja akan memengaruhi keampuhan daya kunyah. Karena itu keberadaan gigi dalam mulut harus dipertahankan semaksimal mungkin. Pencabutan gigi merupakan pilihan terakhir. Bila gigi Anda sakit, maka perlu dicari sumber masalahnya dan segera lakukan perawatan intensif.
Mitos: Jika gigi sedang sakit tidak boleh dicabut karena bisa menyebabkan rabun bahkan buta.
Fakta: Tidak ada hubungannya, Sakit yang disebabkan oleh adanya lubang pada gigi, bila sampai infeksi, rasa sakitnya memang bisa menjalar sampai area pipi hingga mata. Terutama pada gigi bagian atas.
Masalahnya jika kondisi gigi sedang sakit dilakukan pencabutan efeknya dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa karena gigi dalam kondisi radang ataupun sangat sensitif. Namun pencabutan pada gigi bagian atas memang perlu dilakukan lebih hati-hati karena akar gigi sangat dekat dengan syaraf mata dan bisa mempengaruhi syaraf2 lain yang ada disekitarnya, biasanya kalau tidak yakin dokter akan meminta pasien untuk melakukan rontgen terlebih dahulu, demikian yang disampaikan drg. Yenni MES.
Mitos : Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi.
Fakta : Benar, Perubahan hormonal yang dialami wanita turut mempengaruhi keadaan di rongga mulutnya. Saat menstruasi, terjadi perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan gusi lebih rentan terhadap peradangan.
Meski demikian, pencabutan tetap dapat dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi. Untuk menghindari resiko, pencabutan sebaiknya ditunda hingga minggu terakhir siklus menstruasi (hari ke 22-28) di mana kadar estrogen sedang rendah dan dilakukan pengechekan tekanan darah sebagai pendukung.
Mitos : Ibu Hamil Tidak Boleh Merawat Gigi
Fakta :Tidak benar. Ibu hamil masih bisa merawat gigi dengan rutin membersihkan gigi dari sisa makanan dan plak di gigi, tetapi hindari untuk melakukan tindakan operasi karena dikhawatirkan menimbulkan resiko terhadap kesehatan ibu dan anak.
Jadi… kalau tidak yakin mitos atau bukan, tanyakan saja kepada dokter gigi anda, terima kasih
Biasanya orang yang pertama sekali menggunakan kawat gigi mengatakan kalau mereka terkena stomatitis (sariawan) disertai gigi yang ngilu. Terjadinya inflamasi gingiva (radang gusi) yang menyebabkan gusi mudah berdarah.
Akibat adanya tekanan yang terlalu besar yang diberikan pada saat kontrol gigi, bisa menyebabkan nekrose jaringan. NYERI / SAKIT yang dirasakan adalah hal yang wajar. Hal ini dikarenakan adanya proses Resorpsi dan aposisi ( hal ini yang menyebabkan gigi bisa berpindah). biasanya rasa nyeri ini akan hilang setelah 3-7hari (tergantung dari respon msg-msg org).
FOOD impaction. adanya penumpukan makanan pada sela-sela gigi. apabila tidak dibersihkan, maka akan terjadi penumpukan plak dan menyebabkan karies, apabila tidak sgera dilakukan scalling (pembersihan kalkulus) efek nya, gigi yang diharapkan untuk bergerak menjadi tidak bergerak (non-migrasi).
Faktor estetis juga terganggu bila ada makanan yang menempel pada kawat gigi. Penggunaan cincin ortho (biasanya ditempatkan pada gigi molar pertama) biasanya juga bisa menyebabkan gigi tersebut goyang dan ngilu. hal ini sesuai dengan respon dari setiap tubuh manusia.
Pada penggunaan pesawat ortodonti lepasan (removable), selain bisa mengiritasi palatum (langit-langit mulut) , pergerakan yang dihasilkan juga lebih lama. dan butuh kontrol yang lebih sering diakibatkan pesawat sering dilepas, selain itu keberhasilan dalam pemakaiannya lebih kecil daripada pesawat orto yang cekat.
ORAH HIGIENE, atau KEBERSIHAN mulut sangat dituntut pada orang yang memakai KAWAT gigi, selain kedisiplinan dalam mengontroL gigi.
SOLUSI:
Bagi kamu yang giginya baru dicabut, untuk keperluan perawatan, bisa menggunakan mouthwash untuk mempercepat penyembuhan.
sumber http://www.infogigi.com
mengapa rokok sangat erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut? jelas secara gampang bisa dijawab, karena rokok dihisap melalui mulut ( saya rasa ga ada tempat lain untuk menghisap rokok ^^). Secara gampang bisa kita lihat bibir seorang perokok memang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan bibir seorang yang bukan perokok, mengapa?
Secara umum kita mengetahui rokok yang ada di Indonesia ada 2 jenis, rokok dengan filter dan tanpa filter ( lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi dari pada rokok dengan filter.
Sekarang mari kita ikuti jejak asap rokok kenapa begitu banyak organ” tubuh yang dirugikan. Saat kita menghisap rokok asap yang keluar dari sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik asap rokok dengan jutaan zat” kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi jaringan dan organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zat asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.
Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.
Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi disebabkan oleh plak bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari perbedaan penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perokok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukund gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.
Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Beberapa perawatan memang sangat menganjurkan pada pasien perokok untuk benrhenti merokok untuk sementara waktu, selama dalam proses perawatan. Seperti pasien yang dalam masa pemsangan implan.
Dapat disimpulkan kerugian yang timbul akibat kebiasaan merokok pada kesehatan gigi dan mulut:
1. Perubahan warna gigi, gusi dan bibir.
2. Karies pada gigi akan semakin cepat terbentuk.
3. Kemungkinan kanker pada jaringan mulut sangat besar.
4. Bau nafas jelas beraroma rokok.
5. Berubahnya jaringan” dalam rongga mulut yang menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan mulut itu sendiri seperti pemicu terbantuknya karies.
Rabu, 6 Desember, 2006 oleh: gklinis
Gizi.net – Meneropong Penyakit Melalui Gigi
Tahukah Anda bahwa gejala awal penyakit diabetes, jantung, atau leukemia, bisa diketahui lewat kondisi gigi dan mulut. Jika mata bisa mengungkapkan isi hati seseorang, mulut juga bisa buka rahasia. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg H Emmyr F Moeis, MARS mengatakan, kondisi gigi dan mulut bisa mengungkapkan gejala-gejala awal penyakit berbahaya bahkan sampai memprediksi kelahiran prematur.
Menurut Emmyr F Moeis, salah satu tanda gejala diabetes adalah penyakit gigi dan gusi yang berlebihan. Penderita diabetes cenderung memiliki penyakit mulut 3-4 kali lebih sering ketimbang orang yang tidak mengidap diabetes. Penderita diabetes umumnya mudah terluka saat menyikat gigi atau menggunakan benang pembersih gigi. Gigi penderita diabetes juga umumnya mengalami abses.
Hal itu bisa terjadi karena penderita diabetes umumnya mengalami kerusakan sel darah putih. Padahal sel darah putih sangat diperlukan untuk melawan bakteri penyebab infeksi di mulut. Selain masalah gusi, diabetes juga mengakibatkan mulut kering, sariawan, dan mulut panas.
Bau mulut seseorang juga bisa mengungkapkan apakah seseorang memiliki kecenderungan gula darah tinggi. Bau tersebut biasa disebut acetone breath bau manis yang dapat segera dikenali dokter gigi sebagai tanda-tanda seseorang mengidap diabetes.
Lain lagi dengan bau mulut tak sedap penderita diabetes, bau mulut yang berbeda juga dapat mengindikasikan seseorang sedang mengalami infeksi hidung, mulut, paru-paru, atau perut.
Penelitian yang dilakukan American Dental Association sebagaimana dilansir Webmd, menyebutkan, osteoporosis atau penyakit rapuh tulang dan tanggalnya gigi sangat berhubungan. Jika seseorang mengalami Osteoporosis maka ia mengalami penurunan kepadatan tulang. Akibatkan terjadi cedera pada pinggul dan beberapa bagian tubuh lainnya yang disanggah tulang. Proses ini juga mempengaruhi kokohnya rahang dan gigi.
Pada wanita, ada tiga empat momen di mana seseorang lebih berisiko terhadap penyakit mulut. Pertama, saat setelah menopause, ketika masa puber, pada saat hamil, dan sekitar masa menstruasi setiap bulannya. Pada masa-masa itu, hormon tertentu akan meningkat sehingga memicu proses-proses peradangan dan membuat mulut lebih rentan terhadap bakteri.
Ditemukannya terapi estrogen bisa membantu mengatasi masalah ini. Terapi ini bisa membantu mengurangi tingkat kerapuhan gigi dan radang gusi.
Penelitian terbaru membandingkan kesehatan mulut 256 pasien jantung dewasa dengan 250 pasien lain tanpa penyakit jantung. Hasilnya, salah satu penanda awal sakit jantung adalah pericoronitis atau infeksi gusi di sekitar gigi geraham. Biasanya gigi akan membusuk sehingga hanya menyisakan ujung kecil di akarnya. Pastinya penyakit ini juga disertai radang gusi, radang lainnya di mulut, dan tanggalnya gigi.
Hal itu diduga karena bakteri yang ditemukan di mulut merupakan bakteri yang sama sebagai penyebab atherosclerotic plaque (kelainan pada pembuluh darah yang disertai plak dan tidak elastis) yang berhubungan dengan penyakit jantung.
Penelitian lain membuktikan, wanita yang mengalami gangguan gusi selama masa kehamilan, 7 kali lebih berisiko mengalami kelahiran prematur. Tak hanya prematur, bayi yang dilahirkan juga umumnya lebih kecil dari rata-rata.
Hal itu disebabkan ketika seseorang mengalami gangguan mulut, peradangan yang terjadi menyebab beberapa zat tertentu dilepaskan ke aliran darah sehingga bisa mempengaruhi berat tubuh bayi dan proses persalinan. Studi lain menyebutkan, membersihkan plak dan tartar secara teratur bisa mengurangi risiko persalinan prematur.
Penderita Leukimia umumnya memiliki gusi yang memerah, meradang, dan lembek. Nah, dengan membuka mulut lebar-lebar setidaknya anda bisa mengantisipasi beberapa gejala awal penyakit berbahaya. Tapi, jangan tarik kesimpulan sendiri. “Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala-gejala seperti tersebut di atas,” ujarnya.
Kampanye Pencegahan
Melihat pentingnya kesehatan gigi dan mulut, mendorong PB PDGI bekerja sama dengan PT Pfizer Indonesia menggelar “Kampanye pencegahan dan perawatan kesehatan gigi dan mulut” di Indonesia. Upaya yang dilakukan, antara lain, program sekolah di DKI Jakarta , dental mobile unit program, semiloka dan workshop terkait dengan profesi kedokteran gigi, dan partisipasi pada Asia Pasific Dental Congress.
“Hasil Survei Rumah Tangga 2004 menyebutkan 39 persen penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut. Angka itu bukan merupakan angka yang dapat diabaikan karena telah terbukti bahwa penyakit gigi dan mulut dapat secara signifikan mempengaruhi produktivitas masyarakat. Karena itu, perlu dilakukan suatu kampanye yang terus menerus untuk menurunkan angka penderita penyakit gigi dan mulut,” katanya.
Ada 4 anjuran pokok yang akan disampaikan kepada masyarakat, yaitu, pertama, sikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi ber-flouride, terutama sesudah makan pagi dan sebelum tidur. Kedua, ganti sikat gigi 2-3 bulan sekali. Ketiga, kunjungi dokter gigi secara teratur minimal 2 kali setahun dan memiliki dental record. Keempat, kurangi makan makanan dan minuman yang mengandung gula.
Hasil studi morbiditas SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga)-Surkenas (survei Kesehatan Nasional) 2001 menunjukkan, dari 10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama (60 persen). Hasil surkenas 1998 menunjukan bahwa 62,4 persen penduduk merasa terganggu produktivitas kerja/sekolah karena sakit gigi, selama rata-rata 3,86 hari.
Secara umum penyakit gigi yang dikeluhkan masyarakat adalah karies gigi dan penyakit gusi. Hasil studi SKRT 2001, menyatakan, 52,3 persen penduduk usia 10 tahun ke atas mengalami karies gigi yang belum ditangani. Prevalensi karies umur 10 tahun ke atas adalah 71,2 persen, dengan catatan bahwa prevalensi karies lebih tinggi pada umur lebih tinggi, pada pendidikan lebih rendah, serta pada status ekonomi lebih rendah. Penduduk usia 10 tahun ke atas, 46 persen mengalami penyakit gusi, prevalensi semakin tinggi pada umur yang lebih tinggi.
Hal yang memprihatinkan dalam SKRT 2001 adalah motivasi untuk menambal gigi masih sangat rendah yaitu 4-5 persen, sementara besarnya kerusakan yang belum ditangani di mana memerlukan penambalan dan atau pencabutan mencapai 82,5 persen. Diketahui berdasarkan SKRT 2001, rata-rata 16 gigi dicabut pada umur 65 tahun ke atas.
Penyakit periodontal (radang jaringan pendukung gigi) merupakan penyakit gigi dan mulut lain yang banyak dikeluhkan (70 persen). Sementara 5 persennya dikategorikan lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang dan lepas, saat ini banyak ditemukan pada penduduk usia muda. Salah satu faktor penyebab penyakit ini adalah karang gigi yang dijumpai pada 46 persen penduduk.
Kondisi itu menggambarkan, pelayanan kesehatan gigi baru ditangani pada kondisi penyakit yang sudah dalam keadaan parah. Hal itu disebabkan, antara lain masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai arti penting menjaga kesehatan gigi dan mulut, ketidaktahuan, mahalnya biaya. “Serta yang perlu diperhatikan oleh PDGI, adalah banyaknya dokter gigi yang cenderung pasif serta masih memberikan porsi yang besar pada tindakan kuratif,” ujar Emmyr.
Hal lain yang menjadi perhatian PDGI adalah rasio dokter gigi terhadap penduduk yang masih rendah, yaitu 1:21.500, masih jauh dari rasio ideal yaitu 1:2000. Untuk itu, bersama Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia, PDGI mendorong terbentuknya Fakultas Kedokteran Gigi baru, terutama di Indonesia bagian barat, mengingat data Depkes menyatakan bahwa rasio dokter gigi terhadap puskesmas di Indonesia bagian barat lebih tinggi daripada bagian timur. Di provinsi Sumut misalnya, rasio dokter gigi terhadap puskesmas 0,82, bandingkan dengan NTT yang 0,27 atau bahkan Papua mencapai 0,21.
Dengan kondisi seperti itu, Emmyr menilai perlu didorong sikap kemandirian masyarakat, terutama tindakan preventif yang dapat dilakukan setiap individu, keluarga, serta lingkungan terkecil di masyarakat.
Sikap kemandirian itu perlu didorong terus-menerus melalui berbagi upaya dan kegiatan yang berkesinambungan. Namun, upaya itu tidak saja oleh pihak organisasi profesi tetapi akan lebih optimal jika melibatkan pihak-pihak lain yang mempunyai kompetensi dan kepentingan yang sama dalam hal peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut di Indonesia
Sumber:suarakarya.com
Tumbuh Gigi pada Anak, Apa yang Harus Diperhatikan
Gigi akan tumbuh pada saat anak berusia 6 bulan sampai 3 tahun . Anak – anak seringkali menjadi rewel selama beberapa hari , hal ini disebabkan gusinya sakit.
Sakit gigi pada anak – anak yang berhubungan dengan pertumbuhan gigi akibat gigi yang akan tumbuh, bisa menimbulkan pembengkakan pada gusi dan menimbulkan rasa sakit . Beberapa orang tua seringkali merasa cemas pada saat gigi anaknya mulai tumbuh karena takut anak mengalami demam tinggi, rewel dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan . Sebenarnya pertumbuhan gigi pada anak – anak merupakan suatu proses yang normal, ketika usia anak 4 – 6 bulan , gigi susunya mulai terlihat dengan tanda – tanda sebagai berikut :
Pada saat pertumbuhan gigi , orang tua dapat memberikan obat pereda sakit yang mengandung ibuprofen dalam bentuk syrup yang cocok untuk anak – anak. Selain itu berikan anak mainan atau benda yang aman dan bersih untuk digigit atau di kunyak – kunyah .
Gusi anak yang sakit dapat di kompres atau di gosok – gosok dengan tangan yang sudah di cuci bersih .
Tetapi jika anak mengalami gangguan pada gigi atau gusi disertai dengan demam yang terus menerus dan juga terjadi penurunan nafsu makan , segeralah berobat ke dokter .
Oleh karena itu para orang tua perlu mengetahui gejala serta tanda – tanda pertumbuhan gigi susu dan harus menjaga agar gusi bayi tetap bersih .
Beberapa tips untuk perawatan gigi pada anak – anak yaitu :