Proses Pemasangan Kawat Gigi/ Behel

Proses pemasangan Behel atau kawat gigi atau dalam istilah kedokteran gigi disebut braces, memang cukup memakan waktu dari awal pemeriksaan biasanya kurang lebih1-2 minggu barulah pemasangan behel tersebut baru bisa dilakukan dan butuh beberapa bulan sampai beberapa tahun pemakaian kawat tergantung dari kasus dan sistem braces yang digunakan dan selama proses perawatan harus rajin kontrol untuk memantau pergerakan gigi yang terjadi.

orthodontist

orthodontist


Perawatan behel atau kawat gigi ini banyak ditemukan di Kota Bandung dengan banyaknya mahasiswa dan anak2 muda yang menjadikan pemakaian behel ini sebagai trend, walaupun fungsi utama dari pemakaian kawat gigi ini adalah untuk memperbaiki kondisi gigi dan dilakukan oleh dokter gigi yang ahli di bidangnya yaitu orthodontis atau yang bersertifikat.

Ada banyak alasan mengapa seseorang memilih untuk dilakukan perawatan dengan behel atau kawat gigi, diantaranya:
– Kondisi gigi yang tidak rapih atau berjejal
– Kondisi Gigi yang renggang
– Gigi rahang bawah maju / cameh
– Gigi rahang atas maju / tongos
– Kesulitan mengunyah karena gigi tidak kontak
– Dan sebagainya

Ada beberapa tahapan atau proses dalam pemasangan behel :

1. Pemeriksaan visual, biasanya dilakukan pencetakan gigi awal dan pengambilan foto rontgen
2. Perawatan pendahuluan, Seluruh gigi pasien dicek kembali biasanya kami usulkan untuk dilakukan scaling karena ini adalah perawatan jangka panjang dan memeriksa jika ada kondisi gigi yg berlubang.
3. Diagnosa dan strategi perawatan, dari hasil pemeriksaan awal dan analisa visual maka dokter akan menentukan perawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kasus masing-masing pasien, perlu dilakukan pencabutan atau tidak, jenis kawat yang akan digunakan, sistem penjangkarannya, dll.
4. Pemasangan braket, Pertama, gigi akan diberikan perekat UV (UV adhesive). Lip stretcher tetap dalam kondisi terpasang agar bahan perekat tak tersentuh bibir dan lidah. Braket metal segera dipasang, kemudian direkatkan menggunakan UV curing light yang berfungsi untuk membuat bahan perekat dan cement menempel sempurna pada gigi.
Proses pemasangan braket ini biasanya 1,5-2 jam

behel

behel


5. Pemasangan kawat (arch wire), Jenis kawat dan ketebalan yang digunakan tidak sama untuk semua kasus gigi dan pada tahapan / proses yang akan dijalani, jenis kawat yang digunakan biasanya nickel-titanium archwire atau kawat niti.
Dilanjutkan dengan pemasangan elastic chain atau karet gigi, warna tergantung selera pasien.
6. Proses perawatan kawat gigi, 2 proses penting yg harus dialami/dilakukan pasien yaitu:
– Proses Adaptasi, Kondisi paling tidak nyaman adalah 1 minggu pertama, mulut terasa kering dan sariawan karena ada benda asing(behel) di mulut. penyesuaian cara menggigit dan cara makan, berbicara masih sulit dan susah untuk tersenyum lebar-lebar. Setelah 1 bulan, berangsur-angsur bicara menjadi normal kembali dan sariawan menghilang
– Kontrol rutin, Seperti sudah disampaikan di awal, perawatan ini adalah perawatan jangka panjang, adi harus bersabar, menjaga pola makan, menjauhi pantangan, rajin membersihkan gigi dan kumur dengan mouthwash dan rajin kontrol setiap bulan, untuk melihat perkembangan pergeseran gigi.
7. Pelepasan behel dan pemasangan retainer, untuk menormalisasi gigi, sehingga posisi gigi tidak lagi bergerak/ berubah.
behel

behel


Walaupun memakan waktu yang cukup lama, tapi pengorbanan yang dilakukan selama beberapa bulan tersebut biasanya terobati dengan perubahan penampilan dan gigi yang indah.

Dental55 – Bandung

Penambalan Gigi Depan, apakah bisa dilakukan?

Banyak orang berpikir bahwa gigi depan yang berlubang harus ditangani dengan biaya yang cukup mahal, dengan veneer atau crown, pandangan ini tidak sepenuhnya salah tetapi penambalan biasapun sebenarnya bisa dilakukan dengan biaya yang tidak mahal, tetapi kembali sebenarnya tergantung kasusnya.

Sebagai contoh kasus, seorang pasien klinik Dental55, Bandung yang gigi depannya berlubang kemarin datang dan mempunyai keluhan bahwa tambalan gigi tersebut telah berubah warna.
Tetapi jangan salah, usia tambalan gigi tersebut sudah lebih dari 3 tahun yang lalu, dan sebenarnya tambalan tersebut masih baik kondisinya, tetapi karena faktor material tambalan dan warna gigi yg berubah, saat ini tambalan tersebut terlihat berbeda.
tambalan depan
Pic by dental55 (atas persetujuan pasien) – Penambalan gigi depan

Solusinya, pasien ingin agar tambalan tersebut diperbaiki kembali, langkah yang harus dilakukan dokter, tambalan lama harus dibongkar dan diganti dengan tambalan baru.
Untuk tambalan gigi di area depan, Dokter biasanya akan menawarkan material tambalan yg kuat dan lebih baik dari tambalan biasa, agar tambalan tersebut tidak cepat rusak.

Setelah dilakukan penambalan baru, pasien cukup puas karena dia sendiri hampir tidak bisa membedakan mana gigiyang telah ditambal? dan biaya yg dikeluarkanpun tidaklah mahal, pasien senang, kamipun puas…

Perawatan gigi yg baik tidaklah harus selalu yang mahal, artinya bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang…

Jagalah gigi anda, Senyum sehat Sepanjang Masa…

Klinik Dental55 – Bandung

“General Check Up dan Scalling” 2015

“Like” facebook / “Follow” Blog Dental55.com untuk mendapatkan Perawatan dan Pembersihan Karang Gigi (rahang atas dan bawah) dengan Harga Spesial hanya Rp. 180.000,- )*

senyum sampai akhir

senyum sampai akhir

Banyak pasien yang merasa gigi mereka bersih ataupun tidak bermasalah karena mereka rajin menggosok gigi dan tidak mempunyai maalah dengan gigi, tetapi mereka tidak sadar bahwa penumpukan plak dan karang gigi bisa terjadi di area-area yang tersembunyi dan tidak terlihat kalau tidak diperhatikan secara detail.

Pembersihan karang gigi

Pembersihan karang gigi

Jika Plak sudah menumpuk dapat menyebabkan peradangan pada gusi, akibatnya gusi bengkak, warnanya merah terang, dan mudah berdarah. Kondisi ini juga dapat menyebabkan bau mulut karena plak akan diolah oleh bakteri dan menghasilkan senyawa sulfur yang menjadi sumber bau tak sedap.

karang gigi

karang gigi

Pemeriksaan dan Pembersihan karang gigi adalah sesuatu keharusan dan sangat dianjurkan kepada semua orang agar dilakukan 2 kali dalam 1 tahun atau setiap 6 bulan sekali.

—————-

)* Cara mendapatkan harga spesial ini:
1. Klik “Like” facebook atau “follow” blog Dental55.com

2. Pendaftaran wajib dilakukan 1 hari sebelumnya
3. Pasien wajib menunjukan bukti “like” atau “follow”
4. Untuk informasi Selanjutnya hubungi no telp 085211843655

Mitos Seputar Gigi dan Mulut (1)

Ada banyak pemahaman yang keliru tentang pera­watan gigi, gusi, dan rongga mulut, yang berkembang di masyarakat dan hal ini diturunkan dan disampaikan dari orang tua kita dahulu sampai anak-anak saat ini.
takut berobat gigi
Berikut ini kami kumpulkan beberapa mitos yang cukup populer, lalu kami sajikan faktanya.

Mitos: Untuk menyembuhkan sakit gigi, kita hanya perlu menenggak obat-obatan penghilang rasa sakit atau kumur dengan larutan penyegar?
Fakta: Sakit gigi jauh lebih komplek dari yang kita bayangkan, Rasa sakit untuk sementara waktu mungkin akan hilang, tapi bukan berarti bahwa gigi sudah sembuh. Bakteri pebabkan infeksi gigi tetap ada sehingga rasa sakit bisa muncul kembali.
Untuk menyembuhkannya bisa dilakukan bermacam-macam perawatan, misal Bila gigi berlubang, perlu dibersihkan dan ditambal, tapi jika kerusakan lapisan telah sampai pada lapisan syaraf, yang perlu dilakukan adalah perawatan pada saluran akar lebih dahulu. Jadi periksa dulu ke dokter gigi yah…

Mitos :Menggunakan permen karet tanpa gula dengan xylitol setelah makan dapat menggantikan menyikat dan memiliki efek yang sama.
Fakta: Tidak benar, hal ini hanya dilakukan dalam kondisi tertentu atau kepepet kata orang, tapi anda tetap diwaibkan untuk menggosok gigi. Hal ini sama seperti kita hanya berkumur dengan menggunakan pasta gigi.
Sikat gigi bertujuan untuk membersihkan kotoran di sela-sela gigi yang tersangkut saat kita makan.
Noted: jika anda tidak dapat sikat gigi setiap habis makan, anda dapat menggunakan permen karet tanpa gula untuk membersihkan gigi. Karena dengan mengunyah permen karet dapat memicu produksi air liur didalam mulut dan memberikan efek self cleanser pada gigi.

Mitos: Sariawan timbul akibat kurangnya asupan vitamin C.
Fakta: Tidak hanya lantaran kekurangan asupan vitamin C, sariawan juga bisa disebabkan berbagai faktor lain khususnya panas dalam, atau faktor lain seperti: alergi, stres, penurunan sistem kekebalan tubuh, trauma (tergigit berulang-ulang), ataupun ketidakseimbangan hormon -seperti saat wanita menstruasi. Konsumsi vitamin C dapat mempercepat penyembuhan sariawan, karena sifat vitamin ini membantu memperbaiki jaringan yang rusak.
Sariawan yang tidak kunjung membaik dalam waktu 1minggu perlu dikonsultasikan dengan dokter gigi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit bahaya lainnya seperti kanker mulut.
Anda bisa minum penyegar seperti kaki tiga atau kalau sudah parah untuk pengobatan dengan mkumur dan minum enkasari, pengobatan dengan albotil atau sejenisnya.

Mitos: Untuk mengatasi bau mulut cukup dengan berkumur dengan larut­an penyegar (obat kumur).
Fakta: Tidak benar, bau mulut disebabkan karena perkembang bakteri di dalam gigi atau mulut. Pernahkan anda mencium bau kotoran yang menyangkut di antara gigi anda selama beberapa jam saja? Baunya pasti menyengat 🙂 Apalagi jika kotoran tersebut tinggal selama beberapa hari dan berminggu2 karena berada di daerah gigi anda yg berlubang, selain menimbulkan bau yang tidak sedap bisa dipastikan anda akan mengalami nyeri gusi.

Penggunaan obat kumur hanya bertahan dalam jangka waktu pendek. Bahkan kandungan alkohol pada larutan ini dapat membuat mulut menjadi kering, sehingga bau mulut akan bertambah hebat. Untuk mengatasi aroma tidak sedap pada mulut adalah membersihkan area gigi, gusi, lidah dan rongga mulut. Setelah tuntas, baru lanjutkan dengan obat kumur untuk hasil yang maksimal.

Mitos: Bila gigi patah sebagian dan menyisakan akarnya, diamkan saja.
Fakta: Mungkin Anda sudah tidak punya keluhan lagi, tetapi permasalahan yang Anda alami sebenarnya belum tuntas ter­atasi. Akar yang tertinggal tetap harus dicabut, karena bila didiamkan bisa menjadi sumber infeksi di kemudian hari.

Mitos: Pencabutan gigi tidak boleh saat tekanan darah sedang tinggi
Fakta: Benar, Jika gigi dicabut pada saat tekanan darah sedang tinggi, pendarahan tidak bisa berhenti dan akan membahayakan kese­hatan secara keseluruhan. Pada kondisi pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), pencabutan hanya boleh dilakukan setelah dikonsultasikan oleh dokter spesialis penyakit dalam. Biasanya lebih dahulu pasien akan diberi obat untuk mengendalikan tekanan darahnya.

Mitos: Jika gigi Anda sakit, sebaiknya dicabut saja supaya rasa sakit tidak balik lagi.
Fakta: Tidak benar sepenuhnya, tergantung dari penyebab sakit gigi tersebut. Bisa jadi hanya karena dikarenakan ggi berlubang yang cukup dilakukan penambalan atau bahkan hanya perlu dilakukan pembersihan karang gigi.
hilang/tanggalnya satu gigi saja akan memengaruhi keampuhan daya kunyah. Karena itu keberadaan gigi dalam mulut harus dipertahankan semaksimal mungkin. Pencabutan gigi merupakan pilihan terakhir. Bila gigi Anda sakit, maka perlu dicari sumber masalahnya dan segera lakukan perawatan intensif.

Mitos: Jika gigi sedang sakit tidak boleh dicabut karena bisa menyebabkan rabun bahkan buta.
Fakta: Tidak ada hubungannya, Sakit yang disebabkan oleh adanya lubang pada gigi, bila sampai infeksi, rasa sakitnya memang bisa menjalar sampai area pipi hingga mata. Terutama pada gigi bagian atas.
Masalahnya jika kondisi gigi sedang sakit dilakukan pencabutan efeknya dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa karena gigi dalam kondisi radang ataupun sangat sensitif. Namun pencabutan pada gigi bagian atas memang perlu dilakukan lebih hati-hati karena akar gigi sangat dekat dengan syaraf mata dan bisa mempengaruhi syaraf2 lain yang ada disekitarnya, biasanya kalau tidak yakin dokter akan meminta pasien untuk melakukan rontgen terlebih dahulu, demikian yang disampaikan drg. Yenni MES.
takut berobat gigi bandung
Mitos : Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi.
Fakta : Benar, Perubahan hormonal yang dialami wanita turut mempengaruhi keadaan di rongga mulutnya. Saat menstruasi, terjadi perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan gusi lebih rentan terhadap peradangan.
Meski demikian, pencabutan tetap dapat dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi. Untuk menghindari resiko, pencabutan sebaiknya ditunda hingga minggu terakhir siklus menstruasi (hari ke 22-28) di mana kadar estrogen sedang rendah dan dilakukan pengechekan tekanan darah sebagai pendukung.

Mitos : Ibu Hamil Tidak Boleh Merawat Gigi
Fakta :Tidak benar. Ibu hamil masih bisa merawat gigi dengan rutin membersihkan gigi dari sisa makanan dan plak di gigi, tetapi hindari untuk melakukan tindakan operasi karena dikhawatirkan menimbulkan resiko terhadap kesehatan ibu dan anak.

Jadi… kalau tidak yakin mitos atau bukan, tanyakan saja kepada dokter gigi anda, terima kasih

Pemerintah Akan Bangun 12 Rumah Sakit Gigi di Sejumlah Universitas

foto 

TEMPO/Hermansyah

TEMPO InteraktifBandung – Kementerian Kesehatan berencana menambah 12 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di  sejumlah Fakultas Kedokteran Gigi yang ada di seluruh Indonesia. Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan, Kementerian Kesehatan Bambang Sugiyanto dari 26 Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut baru 14 fakultas yang memiliki rumah sakit sendiri.

Rencana penambahan itu, menurutnya,  untuk memperluas jangkauan layanan gigi, sekaligus diharapkan menambah rasio dokter gigi yang bekerja di Puskesmas di seluruh Indonesia. Bambang mengatakan, saat ini rasio yang ada ,1 dokter gigi untuk melayani 5 puskesmas.
Pemerintah, katanya, mematok target pada 2014 nanti rasionya sudah 1:2, artinya 1 dokter gigi untuk 2 Puskesmas. Tahun ini pemerintah menambah jumlah Fakultas Kedokteran Gigi dari 14 yang ada, menjadi 26 fakultas.

Bambang menuturkan, saat ini semua Puskesmas sudah memiliki fasilitas pelayanan gigi, hanya sayangnya, baru 20 persen yang dilayani dokter gigi, sisanya hanya dikelola oleh perawat gigi. Ditambah, katanya, belum semua Puskesmas dilengkapi dengan peralatan untuk perawatan gigi yang memadai. Sejumlah kendala yang mengganjal penambahan fasilitas itu, di antaranya, Bambang mencontohkan tiadanya listrik. “Peralatan gigi perlu listrik, ini di daerah kadang gak ada,” katanya di Bandung, Senin, 12 September 2011. .

Menurutnya, pemerintah sengaja menambah jumlah Fakultas Kedokteran Gigi tahun ini untuk memperbesar jumlah dokter gigi. Saat ini dari 26 Fakultas Kedokteran Gigi, baru 14 yang memiliki Rumah Sakit Gigi dan Mulut – semuanya berada di kota-kota besar.

Kondisi paling parah justru berada di Indonesia Timur, di sana Rumah Sakit Gigi dan Mulut hanya terdapat di Manado, Makasar, dan Denpasar. Bambang mengatakan, sejumlah daerah yang menjadi prioritas pendirian rumah sakit itu di antaranya berada di Indonesia timur. “(Di antaranya) Papua, NTT, dan Maluku belum (punya), ini yang akan kita buka nanti,” kata Bambang.

Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Prof. Eky S Soeria Soemantri menyetujui rencana pemerintah memperluas jangkauan layanan pemeliharaan gigi dengan memprioritaskan pembangunan rumah sakit gigi di daerah belum memiliki fasilitas itu. “Rumah sakit gigi dan mulut masih kurang jumlahnya,” katanya ditemui terpisah.

Namun, Eky menyayangkan, penambahan Fakultas Kedokteran Gigi yang baru mayoritas berada di Pulau Jawa. “Saya agak kuatir karena berdirinya di kota-kota besar di pulau Jawa, yang menurut saya seharusnya di daerah,” katanya.

Menurutnya, saat ini sebaran dokter gigi yang jumlahnya terhitung masih kurang, 70 persennya berada di pulau Jawa. Saat ini, per Desember 2010 tercatat jumlah dokter gigi di seluruh Indonesia 17.998 orang, data tahun ini menyebutkan jumlahnya sudah lebih dari 21 ribu orang.

Di Jawa sendiri sebarannya tidak merata, di daerah terpencil misalkan di selatan Jawa Barat jumlahnya kurang. Sejumlah provinsi di luar Jawa bahkan jumlahnya minim. Dia mencontohkan, Papua Barat yang hanya memiliki 40 dokter gigi. Distribusi dokter spesialis gigi, yang jumlahnya terbatas juga, terkonsentrasi di Jawa. “Bayangkan 90 persen dokter spesialis ada di Jawa, jadi kalau mau berobat ke dokter spesialis harus ke Jawa, lebih mahal biaya naik pesawatnya,” katanya.

Menurutnya, persoalan penyebaran dokter gigi, bakal sulit dengan tidak ada lagi program PTT (Pegawai Tidak Tetap) yang akan membuat dokter enggan bekerja di daerah. Pemerintah disarankan untuk memberikan insentif, di antaranya, memberikan peralatan perawatan gigi, hingga memberikan gaji lebih besar.

Eky mengatakan, tren masyarakat memeriksakan gigi makin besar. Dia mencontohkan, sepanjang 2010 saja di fasilitas rumah sakit gigi Universitas Padjadjaran, kunjungan pasien mencapai 111 ribu orang. Di rumah sakit gigi yang tersebar di semua perguruan tinggi di seluruh Indonesia, rata-rata jumlahnya 30 ribu orang setahunnya. “Artinya orang membutuhkan, untuk golongan ‘punya’ datang ke dokter gigi sore hari, yang tidak punya harus disediakan juga selain Puskesmas, layanan Puskesmas terbatas,” katanya

Sumber : tempo interactive