
Gigi yang cantik tak saja membuat senyum menjadi lebih indah, tapi juga mampu meningkatkan rasa pede. Tak usah khawatir, banyak cara yang bisa ditempuh untuk mempercantik gigi.
Wajah Shanti cukup cantik, tapi sebagian orang menganggapnya sombong. Kenapa? Karena Sinta jarang tersenyum dan mulutnya nyaris selalu terkatup. Sinta sebetulnya ingin menyapa dan tersenyum kepada teman-temannya, tapi satu gigi depannya yang hitam, membuatnya minder. Setiap kali tersenyum, kecantikan wajah Sinta langsung “tercemar” gangguan itu.
Apa yang dialami Shanti, tak jarang juga dialami banyak orang. Namun, mereka tak tahu, masalah yang dialaminya sebenarnya bisa diselesaikan secara baik.
Dari contoh kasusnya, tentu saja mempercantik gigi menjadi sangat perlu. Selain memiliki gigi sehat dan bersih, penampilan yang lebih baik akan membantu kepercayaan diri seseorang, terutama dalam bersosialisasi. Untuk bisa sampai pada sesi perawatan mempercantik gigi seperti yang diinginkan, biasanya harus melalui beberapa tahap pemeriksaan.
Setelah diperiksa secara keseluruhan, gigi akan difoto, lalu dibuat cetakan untuk dipelajari sebagai studi model. Kemudian baru bisa terlihat, masalah yang dikeluhkan dan apa yang bisa diperbaiki. Sebelum proses mempercantik gigi dilakukan, kondisi gigi harus bagus. Bila ada lubang, harus ditambal dulu, tak ada gusi yang terbuka dan karang gigi, juga infeksi harus disembuhkan dulu, agar perawatan tak percuma.
Bila kondisi gigi pasien sudah sehat dan bagus, perawatan mempercantik gigi bisa langsung dilakukan. Gigi indah, bisa dilihat dari keadaan gigi yang sehat, simetris antara bagian kanan dan kiri wajah, posisi gigi rata, rapi, tersusun baik, garis gusi harus sama, dan garis senyum harus baik. Untuk mendapatkan gigi cantik, ada beberapa cara yang bisa ditempuh:
1. Pemutihan (Whitening)
Metode ini dilakukan untuk memutihkan gigi kuning, hitam, atau kusam. Gigi menghitam, bisa terjadi akibat infeksi, trauma, atau sarafnya mati. Untuk mengembalikannya ke warna semula, perlu dilakukan perawatan saraf gigi terlebih dulu.
Gigi berwarna (kusam/kuning/hitam) dapat disebabkan berbagai macam hal, dan proses penanggulangannya juga berbeda, bisa secara internal atau external, bisa dibaca pada artikel “Pemutihan Gigi Apa Sih?”. Karena itu sebelum proses pemutihan dilakukan harus pemeriksaan oleh dokter yang bersangkutan.
Gigi hitam, bisa diputihkan lagi dengan cara internal bleaching, yaitu pemutihan dari dalam gigi. Setelah perawatan saraf selesai, ada gel yang dimasukkan ke dalam saluran akar gigi yang sengaja dilubangi. Gel inilah yang akan bekerja memutihkan gigi, dalam waktu 1-6 hari. Lalu, gel akan dilepas dan gigi ditambal seperti biasa.
“Gigi hitam atau kuning, tapi kondisinya utuh, tak perlu dipasangi crown atau veneer, cukup dilakukan pemutihan dari dalam.” Pada umumnya, whitening dibagi menjadi dua, yaitu in office dan home whitening. In office yaitu tindakan pemutihan gigi dilakukan di klinik gigi, bisa dilakukan dengan maupun tanpa disinar.
Permukaan gigi dilapisi gel, lalu pasien diminta memakai cetakan (tray) gigi selama 1-2 jam. Saat tray dilepas, gigi akan terlihat lebih putih dibanding sebelumnya. Hasil in office lebih cepat terlihat dibanding home whitening, karena menggunakan gel dengan tingkat konsentrat yang lebih tinggi. Tak heran, harganya pun lebih mahal.
Hasil ini akan lebih baik lagi bila dilanjutkan dengan home whitening, agar hasilnya lebih permanen dan tingkat keputihannya tak cepat pudar. Home whitening yaitu proses pemutihan gigi dilakukan di rumah. Setelah tray gigi dibuat di klinik, proses pemutihan bisa dilakukan sendiri di rumah. Caranya, tray dipakai selama 8 jam, setiap hari selama 8-10 hari, tergantung dari tingkat kekusaman warna gigi. Untuk gigi berwarna abu-abu atau sangat kusam, waktu pemakaian bisa lebih lama.
Cara Perawatan yang palin banyak dilakukan pasien untuk mendapatkan hasil dalam waktu yang relatif singkat adalah “office bleaching” yang hanya bisa dilakukan di klinik oleh dokter gigi. harga relatif mahal, di Jakarta sendiri berkisar 3-5juta rupiah, tergantung dari tingkat kerusakannya.
Setelah perawatan, pasien masih perlu kontrol ke dokter agar diketahui bila ada keluhan linu. Setelah 2-3 tahun, proses whitening bisa diulangi lagi. Pantangan usai melakukan whitening, jangan mengonsumsi makanan dan minuman berwarna, misalnya soft drink, teh, atau kopi agar warna gigi tak cepat pudar.
2. Crown
Pada kerusakan gigi depan yang cukup parah, misalnya gigi patah atau tak bisa lagi ditambal karena lubang sudah terlalu luas, metode crown (selubung gigi) bisa dilakukan. Bila kondisi gigi dinyatakan sehat, saat itu juga crown bisa dipasang. Awalnya, gigi yang akan dipasangi crown dikecilkan di seluruh bagian, lalu dipasangi crown sementara.
Seminggu kemudian, crown permanen dipasangkan. Agar tak terlihat palsu dan berbeda, warna crown harus sama dengan gigi aslinya. Pembuatan crown yang bagus akan sulit dibedakan dari gigi aslinya, baik secara warna maupun bentuk. Meski kekuatan crown sama dengan gigi asli dan tak ada pantangan setelah crown dipasang, Wati menyarankan agar tetap berhati-hati saat mengunyah.
“Namanya saja buatan, jadi tetap bisa pecah, rusak, atau berlubang bila perawatannya enggak benar. Jadi, perawatan apa pun yang dilakukan, sebaiknya rutin memeriksakan gigi setiap enam bulan sekali.”
Tetapi yang terbaik adalah menjaga dan memelihara gigi sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah, karena itu kita sebaiknya memeriksakan gigi kita minimal 2x dalam setahun.
“Keep your healthy Smile…. last”